ADI ANAK TANGGUH

    Siang itu Adi sangat lemas sekali, perutnya yang kecil tampak sesekali bergoyang akibat menahan lapar dari tadi pagi. Ia sudah tak kuat lagi berdiri di bawah terik matahari siang itu, namun semangatnya yang keras untuk bisa membahagiakan orangtuanya membuat ia bangkit kembali untuk kembali menjajakan koran yang mungkin sudah banyak orang yang tidak mau beli lagi.


    Akhirnya adzan Dhuhur berkumandang dari kejauhan, Adi segera melangkahkan kakinya yang mulai terasa panasa akibat aspal yang kurang bersahabat di terik siang hari itu.

    Segera ia mencari masjid terdekat, kemudian berwudhu lalu menunaikan shalat dhuhur berjama'ah. Setelah selesai ia bergegas memulangkan sisa koran yang tidak laku terjual.

    Sudah hampir setahun Adi berjualan koran dan tidak sekolah lagi karena ayahnya telah meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya. Kini ia harus menggantikan peran ayahnya untuk menanggung ekonomi keluarga dan membiayai sekolah adiknya.

    Si Adi kecil walau dia gigih bekerja namun ia tetap menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim, ia tidak mau ketinggalan waktu sholat walau sedang bekerja. Ia selalu membawa kain sarung bersih untuk dipakai shalat.

    Setelah berjualan koran ia pun bergegas pulang untuk membantu ibunya membuat makanan ringan untuk dititipkan ke warung tetangganya, setelah itu ia membantu adiknya mengerjakan pekerjaan sekolah.

    Tak jarang ia hadir dalam sekolah yang diperuntukkan untuk anak-anak tak mampu yang ada di kampungnya, keinginannya untuk kembali sekolah lagi sangat kuat, ia keluar dari sekolah pada saat kenaikan kelas 6, padahal ia terbilang anak yang sangat rajin dan pintar di kelasnya, namun apa daya Tuhan berkehendak lain, Ayahnya dipanggil terlebih dahulu oleh Yang Maha Kuasa.

    Setiap hari Adi harus bangun lebih awal dari orang lain, ia harus mengantarkan kue jualan ibunya, mengantarkan adiknya sekolah baru ia menjajakan koran atau berdagang keliling kampung.

    Kegigihan Adi berbuah manis, selama setahun ia menabung akhirnya ia bisa sekolah lagi di sebuah sekolah negeri dekat kampungnya. Adi memang anak yang rajin belajar dan bekerja. Usaha kerasnya diendus oleh seorang guru yang sangat perhatian kepadanya. Akhirnya Adi lulus dengan predikat lulusan terbaik di sekolahnya dan mendapatkan bea siswa untuk bisa meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi tanpa biaya.

    Perjuangan Adi tidak lepas dari do'a sang ibu. Siang malam ibunya terus mendo'akan Adi agar menjadi anak yang saleh, beriman serta pintar dalam menimba ilmu dan menjadi anak yang berguna. Akhirnya Adi bisa lulus dari perguruan tinggi dan bekerja di sebuah perusahaan asing. Kini Adi menjadi kebanggaan bagi keluarganya.
ADI ANAK TANGGUH Rating: 4.5 Diposkan Oleh: undangan

No comments:

Post a Comment